Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian,hai ahlul bait,dan menyucikan kalian suci sesucinya. (Q.S. Al-azhab: 33)

Katakanlah, 'Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kecintaan kepada keluargaku'.dan siapa mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan baginya kebaikan atas kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah lagi Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri"(Q.S As-Syura:23)

"Sesungguhnya Aku telah tinggalkan dua pusaka berharga untuk kalian ; Kitab Allah dan Itrah, Ahlulbaytku. Selama berpegang pada keduanya, kalian tidak akan terpisah hingga menjumpaiku di Telaga Kausar kelak pada hari kiamat."(H.R. Sahih Muslim,jil7 hal.22;Mustadrak Hakim, Jilid 3,hal.109,147,533 dan kitab-kitab induk yang lain)

Thursday, November 29, 2012

BismillahirRahmannirRahim



Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَ الْمَلاَئِكَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ

Allah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Ia, (begitu juga) para malaikat dan orang-orang yang berilmu, sedangkan Ia selalu berlaku adil (terhadap semua makhluk). Tiada Tuhan selain Ia Yang Maha Mulia dan Bijaksana. Sesungguhnya

الدِّيْنَ عِنْدَ اللَّهِ اْلإِسْلاَمُ، وَ أَنَا الْعَبْدُ الضَّعِيْفُ الْمُذْنِبُ الْعَاصِي الْمُحْتَاجُ الْحَقِيْرُ، أَشْهَدُ لِمُنْعِمِيْ وَ

agama di sisi Allah hanyalah Islam (penyerahan diri), dan aku adalah seorang hamba yang lemah, berlumuran dosa, penuh maksiat, membutuhkan, (dan) hina. Aku bersaksi atas (keesaan) Pemberi nikmatku, Penciptaku, Pemberi rezekiku,

خَالِقِيْ وَ رَازِقِيْ وَ مُكْرِمِيْ كَمَا شَهِدَ لِذَاتِهِ وَ شَهِدَتْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ مِنْ عِبَادِهِ بِأَنَّهُ لاَ إِلَهَ

dan Dzat yang selalu memuliakanku sebagaimana Ia bersaksi untuk diri-Nya, dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu dari hamba-hamba-Nya juga bersaksi bahwa tiada Tuhan

إِلاَّ هُوَ ذُو النِّعَمِ وَ اْلإِحْسَانِ وَ الْكَرَمِ وَ اْلإِمْتِنَانِ، قَادِرٌ أَزَلِيٌّ عَالِمٌ أَبَدِيٌّ حَيٌّ أَحَدِيٌّ مَوْجُوْدٌ سَرْمَدِيٌّ

selain Ia, Pemiliki kenikmatan dan kebajikan, serta kedermawanan dan anugrah. Ia Maha Kuasa, Azali, Maha Mengetahui, Abadi, Maha Hidup, Maha Tunggal, Maha Ada, Maha Kekal,

سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ مُرِيْدٌ كَارِهٌ مُدْرِكٌ صَمَدِيٌّ يَسْتَحِقُّ هَذِهِ الصِّفَاتِ، وَ هُوَ عَلَى مَا هُوَ عَلَيْهِ فِيْ عِزِّ

Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berkehendak, Maha Membenci (keburukan), Maha Menggapai, dan Maha Kaya. Ia berhak untuk menyandang semua sifat itu, dan Ia—dengan semua sifat yang dimilikinya yang tak terpisah dari Dzat-Nya itu—

صِفَاتِهِ، كَانَ قَوِيًّا قَبْلَ وُجُوْدِ الْقُدْرَةِ وَ الْقُوَّةِ، وَ كَانَ عَلِيْمًا قَبْلَ إِيجَادِ الْعِلْمِ وَ الْعِلَّةِ، لَمْ يَزَلْ سُلْطَانًا

Maha Kuat sebelum adanya kemampuan dan kekuatan, Maha Mengetahui sebelum menciptakan ilmu dan (semua) sebab, selalu menjadi Raja Diraja

إِذْ لاَ مَمْلَكَةَ وَ لاَ مَالَ، وَ لَمْ يَزَلْ سُبْحَانًا عَلَى جَمِيْعِ اْلأَحْوَالِ، وُجُودُهُ قَبْلَ الْقَبْلِ فِيْ أَزَلِ اْلآزَالِ، وَ

meskipun belum terwujud kerajaan dan harta, dan senantiasa Maha Suci dalam semua kondisi. Wujud-Nya (telah ada) sebelum segala sesuatu terwujud di alam azali dan

بَقَاؤُهُ بَعْدَ الْبَعْدِ مِنْ غَيْرِ انْتِقَالٍ وَ لاَ زَوَالٍ، غَنِيٌّ فِي اْلأَوَّلِ وَ اْلآخِرِ، مُسْتَغْنٍ فِي الْبَاطِنِ وَ الظَّاهِرِ،

kekekalan-Nya (akan terus berlanjut) setelah semua sirna tanpa perubahan sedikit pun, Ia Maha Kaya sejak awal hingga akhir (ciptaan), Tak Membutuhkan di batin dan lahir-Nya,

لاَ جَوْرَ فِي قَضِيَّتِهِ وَ لاَ مَيْلَ فِي مَشِيَّتِهِ، وَ لاَ ظُلْمَ فِيْ تَقْدِيْرِهِ وَ لاَ مَهْرَبَ مِنْ حُكُومَتِهِ، وَ لاَ مَلْجَأَ

tiada kezaliman dalam ketentuan-Nya, tiada kecondongan (terhadap sesuatu) dalam kehendak-Nya, tiada kezaliman dalam taqdir-Nya, tiada tempat pelarian dari kekuasaan-Nya, tiada tempat berlindung

مِنْ سَطَوَاتِهِ وَ لاَ مَنْجَى مِنْ نَقِمَاتِهِ، سَبَقَتْ رَحْمَتُهُ غَضَبَهُ وَ لاَ يَفُوْتُهُ أَحَدٌ إِذَا طَلَبَهُ، أَزَاحَ الْعِلَلَ فِي

dari amarah-Nya, dan tiada tempat menyelamatkan diri dari siksa-Nya. Rahmat-Nya telah mengalahkan amarah-Nya dan siapa pun tak 'kan kehilangan diri-Nya ketika mencari-Nya, Ia telah memusnahkan segala rintangan

التَّكْلِيفِ وَ سَوَّى التَّوْفِيْقَ بَيْنَ الضَّعِيْفِ وَ الشَّرِيفِ، مَكَّنَ أَدَاءَ الْمَأْمُوْرِ وَ سَهَّلَ سَبِيْلَ اجْتِنَابِ

supaya taklif (terlaksana) dan menyamakan taufik antara orang yang lemah dan mulia, Ia telah mempersiapkan (lahan sesuai) demi pelaksanaan segala titah-Nya dan mempermudah jalan untuk menghindari

الْمَحْظُوْرِ، لَمْ يُكَلِّفِ الطَّاعَةَ إِلاَّ دُوْنَ الْوُسْعِ وَ الطَّاقَةِ، سُبْحَانَهُ مَا أَبْيَنَ كَرَمَهُ وَ أَعْلَى شَأْنَهُ، سُبْحَانَهُ

larangan-Nya, serta tidak mewajibkan menaati-Nya kecuali sesuai dengan kemampuan. Maha Suci Ia, alangkah nampak jelas anugrah-Nya dan alangkah tinggi kedudukan-Nya, Maha Suci Ia,

مَا أَجَلَّ نَيْلَهُ وَ أَعْظَمَ إِحْسَانَهُ، بَعَثَ اْلأَنْبِيَاءَ لِيُبَيِّنَ عَدْلَهُ وَ نَصَبَ اْلأَوْصِيَاءَ لَيُظْهِرَ طَوْلَهُ وَ فَضْلَهُ، وَ

alangkah besar pemberian-Nya dan alangkah agung kebajikan-Nya. Ia telah memngutus para nabi demi menjelaskan keadilan-Nya dan menentukan para washi demi menampakkan anugrah-Nya, serta

جَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ خَيْرِ اْلأَوْلِيَاءِ وَ أَفْضَلِ اْلأَصْفِيَاءِ وَ أَعْلَى اْلأَزْكِيَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ

menjadikan kami dari umat jujungan para nabi, kekasih terbaik, pilihan termulia dan orang suci teragung, Muhammad SAWW.

عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ، آمَنَّا بِهِ وَ بِمَا دَعَانَا إِلَيْهِ وَ بِالْقُرْآنِ الَّذِيْ أَنْزَلَهُ عَلَيْهِ وَ بِوَصِيِّهِ الَّذِيْ نَصَبَهُ يَوْمَ

Kami beriman kepadanya dan kepada ajaran yang kami diajak untuk mengikutinya, serta kepada al-Qur'an yang telah diturunkan kepadanya dan kepada Washinya yang telah ditentukannya pada hari

الْغَدِيْرِ وَ أَشَارَ بِقَوْلِهِ هَذَا عَلِيٌّ إِلَيْهِ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ اْلأَئِمَّةَ اْلأَبْرَارَ وَ الْخُلَفَاءَ اْلأَخْيَارَ بَعْدَ الرَّسُوْلِ

Ghadir dan mengisyaratkan dengan sabdanya, "Ini adalah Ali" kepadanya. Dan aku bersaksi bahwa para imam yang saleh dan khalifah yang baik setelah Rasul

الْمُخْتَارِ عَلِيٌّ قَامِعُ الْكُفَّارِ وَ مِنْ بَعْدِهِ سَيِّدُ أَوْلاَدِهِ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، ثُمَّ أَخُوْهُ السِّبْطُ التَّابِعُ لِمَرْضَاةِ

terpilih adalah Ali, pembasmi orang-orang kafir, dan setelahnya adalah putranya yang terbesar, Hasan bin Ali, kemudian saudaranya, seorang cucu yang selalu mementingkan ridha

اللَّهِ الْحُسَيْنُ، ثُمَّ الْعَابِدُ عَلِيٌّ، ثُمَّ الْبَاقِرُ مُحَمَّدٌ، ثُمَّ الصَّادِقُ جَعْفَرٌ، ثُمَّ الْكَاظِمُ مُوسَى، ثُمَّ الرِّضَا عَلِيٌّ،

Allah, al-Husein, lalu Ali Zainul Abidin, lalu Muhammad al-Baqir, lalu Ja'far ash-Shadiq, lalu Musa al-Kazhim, lalu Ali ar-Ridha,

ثُمَّ التَّقِيُّ مُحَمَّدٌ، ثُمَّ النَّقِيُّ عَلِيٌّ، ثُمَّ الزَّكِيُّ الْعَسْكَرِيُّ الْحَسَنُ، ثُمَّ الْحُجَّةُ الْخَلَفُ الْقَائِمُ الْمُنْتَظَرُ الْمَهْدِيُّ

lalu Muhammad at-Taqi, lalu Ali an-Naqi, lalu Hasan az-Zaki al-Askari, lalu al-Hujjah, al-Qâ`im, al-Muntazhar, al-Mahdi,

الْمُرْجَى الَّذِيْ بِبَقَائِهِ بَقِيَتِ الدُّنْيَا، وَ بِيُمْنِهِ رُزِقَ الْوَرَى، وَ بِوُجُوْدِهِ ثَبَتَتِ اْلأَرْضُ وَ السَّمَاءُ، وَ بِهِ

harapan (seluruh makhluk jagad) yang dengan keberadaannya dunia masih ada, dengan berkah (keberadaan)nya umat manusia diberi rezeki, dengan wujudnya bumi dan langit tegak berdiri, dan dengan (perantara)nya

يَمْلأُ اللَّهُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَ عَدْلاً بَعْدَ مَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَ جَوْرًا، وَ أَشْهَدُ أَنَّ أَقْوَالَهُمْ حُجَّةٌ، وَ امْتِثَالَهُمْ

Allah akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah ia didominasi oleh kezaliman dan kelaliman. Aku bersaksi bahwa semua titah mereka adalah hujjah, mengerjakan (perintah) mereka

فَرِيْضَةٌ، وَ طَاعَتَهُمْ مَفْرُوضَةٌ، وَ مَوَدَّتَهُمْ لازِمَةٌ مَقْضِيَّةٌ، وَ الاقْتِدَاءَ بِهِمْ مُنْجِيَةٌ، وَ مُخَالَفَتَهُمْ مُرْدِيَةٌ،

adalah kewajiban, menaati mereka adalah wajib, mencintai mereka adalah lazim, mengikuti (jejak) mereka adalah penyelamat, dan menentang mereka adalah pendatang celaka.

وَ هُمْ سَادَاتُ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَجْمَعِيْنَ وَ شُفَعَاءُ يَوْمِ الدِّينِ وَ أَئِمَّةُ أَهْلِ اْلأَرْضِ عَلَى الْيَقِيْنِ وَ أَفْضَلُ

Mereka adalah para penghulu seluruh penduduk surga, pemberi syafaat pada haru Kiamat, para pemimpin penduduk bumi yang semestinya, dan para washi yang paling utama

اْلأَوْصِيَاءِ الْمَرْضِيِّيْنَ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ، وَ مُسَاءَلَةَ الْقَبْرِ حَقٌّ، وَ الْبَعْثَ حَقٌّ، وَ النُّشُوْرَ حَقٌّ،

dan diridhai.

وَ الصِّرَاطَ حَقٌّ، وَ الْمِيْزَانَ حَقٌّ، وَ الْحِسَابَ حَقٌّ، وَ الْكِتَابَ حَقٌّ، وَ الْجَنَّةَ حَقٌّ، وَ النَّارَ حَقٌّ، وَ أَنَّ

Aku bersaksi bahwa kematian adalah benar, pertanyaan kubur adalah benar, haru Kebangkitan adalah benar, hari Mahsyar adalah benar, Shirâth adalah benar, timbangan (amal) adalah benar, hari Hisab adalah benar, buku (catatan amal) adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, hari

السَّاعَةَ آتِيَةٌ لاَ رَيْبَ فِيهَا، وَ أَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُوْرِ، اَللَّهُمَّ فَضْلُكَ رَجَائِيْ وَ كَرَمُكَ وَ رَحْمَتُكَ

Kiamat pasti akan tiba tiada keraguan tentangnya, dan Allah akan membangkitkan orang yang berada di dalam kubur. Ya Allah, karunia-Mu adalah harapanku, anugrah dan rahmat-Mu

أَمَلِيْ، لاَ عَمَلَ لِيْ أَسْتَحِقُّ بِهِ الْجَنَّةَ وَ لاَ طَاعَةَ لِيْ أَسْتَوْجِبُ بِهَا الرِّضْوَانَ إِلاَّ أَنِّيْ اعْتَقَدْتُ تَوْحِيْدَكَ

adalah pengharaapanku. Tiada bagiku amalan yang menyebabkan aku berhak atas surga dan tiada bagiku ketaatan yang memberhakkan aku mendapat ridha(-Mu), kecuali aku meyakini keesaan

وَ عَدْلَكَ، وَ ارْتَجَيْتُ إِحْسَانَكَ وَ فَضْلَكَ، وَ تَشَفَّعْتُ إِلَيْكَ بِالنَّبِيِّ وَ آلِهِ مِنْ أَحِبَّتِكَ، وَ أَنْتَ أَكْرَمُ

dan keadilan-Mu, mengharapkan kebajikan dan kerunia-Mu, dan menanti syafaat Nabi dan keluarganya yang Kau cintai untuk menemui-Mu, sedangkan Engkau lebih dermawan

اْلأَكْرَمِيْنَ وَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ، وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ أَجْمَعِيْنَ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ وَ سَلَّمَ

dari mereka yang dermawan dan lebih pengasih dari mereka yang pengasih. Semoga Allah selalu mencurahkan shalawat dan salam yang tak terhingga atas Nabi kita, Muhammad dan seluruh keluarganya yang suci,

تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا كَثِيْرًا، وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، اللَّهُمَّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِنِّيْ

dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi nan Agung. Ya Allah, wahai Yang lebih Pengasih dari mereka yang pengasih, aku

أَوْدَعْتُكَ يَقِيْنِيْ هَذَا وَ ثَبَاتَ دِيْنِيْ وَ أَنْتَ خَيْرُ مُسْتَوْدَعٍ وَ قَدْ أَمَرْتَنَا بِحِفْظِ الْوَدَائِعِ، فَرُدَّهُ عَلَيَّ وَقْتَ

titipkan keyakinanku ini dan keteguhan (dalam memegang) agamaku kepada-Mu, dan Engkau adalah orang terbaik yang dapat diserahi titipan. Engkau telah memerintahkan kami untuk menjaga semua titipan (orang lain), maka kembalikanlah titipanku itu kepadaku ketika

حُضُوْرِ مَوْتِيْ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

kematianku tiba, demi rahmat-Mu, wahai Yang lebih Pengasih dari mereka yang pengasih.

Pengarang kitab (Mafâtîh al-Jinân) berkata, "Dalam beberapa doa ma`tsûr (berasal dari para ma'shûm as) disebutkan, 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari 'adîlah ketika maut tiba'". Arti dari kata 'adîlah adalah meninggalkan kebenaran dan merangkul kebatilan. Setan akan datang menghampiri setiap orang yang sedang sekarat untuk menggodanya dan menimbulkan keraguan (dalam hatinya) sehingga melucuti imannya. Oleh karena itu, banyak doa yang (dianjurkan dibaca) untuk menghindarkan diri dari itu semua. Fakhrul Muhaqqiqin ra berkata, "Barangsiapa ingin selamat dari 'adîlah itu, hendaknya ia memperkuat iman dan lima pokok agamanya dengan argumentasi-argumentasi yang kuat dan kebersihan jiwa, dan serahkanlah semua itu kepada Allah supaya Ia mengembalikannya kepadanya ketika ajal tiba. Caranya adalah membaca doa berikut ini setelah meresapi semua pokok akidahnya (yang telah termaktub dalam doa di atas dengan baik),

اَللَّهُمَّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِنِّيْ قَدْ أَوْدَعْتُكَ يَقِيْنِيْ هَذَا وَ ثَبَاتَ دِيْنِيْ وَ أَنْتَ خَيْرُ مُسْتَوْدَعٍ وَ قَدْ أَمَرْتَنَا

Ya Allah, wahai Yang lebih Pengasih dari mereka yang pengasih, aku titipkan keyakinanku ini dan keteguhan (dalam memegang) agamaku kepada-Mu, dan Engkau adalah orang terbaik yang dapat diserahi titipan. Engkau telah memerintahkan kami

بِحِفْظِ الْوَدَائِعِ فَرُدَّهُ عَلَيَّ وَقْتَ حُضُوْرِ مَوْتِيْ

untuk menjaga semua titipan (orang lain), maka kembalikanlah titipanku itu kepadaku ketika kematianku tiba.

Menurut pendapatnya, membaca doa 'Adîlah yang mulia ini dan memahami kandungannya sangat bermanfaat untuk menjaga diri dari 'adîlah ketika ajal tiba. Lalu, apakah doa ini berasal dari para ma'shûm as atau dikte seorang ulama, seorang muhaddits tersohor, guru kami, Syeikh Haji Mirza Husein an-Nuri (semoga Allah menerangkan kuburnya) berkata, "Adapun doa 'Adîlah yang sudah masyhur itu adalah karangan sebagian ulama, bukan berasal dari imam ma'shûm as dan juga tidak disebutkan dalam buku-buku para ulama hadis".

Ketahuilah, Syeikh Thûsî ra meriwayatkan dari Muhammad bin Sulaiman ad-Dailami bahwa ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Imam Shâdiq as, "Para pengikut Anda berpendapat bahwa iman itu ada dua macam: iman yang tetap dan kokoh, dan iman pinjaman yang dapat sirna. Oleh karena itu, ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang jika aku membacanya, niscaya imanku akan sempurna tidak akan pernah sirna". Beliau berkata, "Setiap selesai mengerjakan shalat wajib bacalah:

رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ نَبِيًّا وَ بِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِالْقُرْآنِ كِتَابًا وَ بِالْكَعْبَةِ قِبْلَةً

Aku rela Allah sebagai Tuhan(ku), Muhammad SAWW sebagai nabi(ku), Islam sebagai agama(ku), al-Qur'an sebagai kitab(ku), Ka'bah sebagai kiblat(ku),

وَ بِعَلِيٍّ وَلِيًّا وَ إِمَامًا وَ بِالْحَسَنِ وَ الْحُسَيْنِ وَ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ وَ

Ali sebagai wali dan imam(ku), Hasan, Husein, Ali bin Husein, Muhammad bin Ali, Ja'far bin Muhammad,

مُوْسَى بْنِ جَعْفَرٍ وَ عَلِيِّ بْنِ مُوْسَى وَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ وَ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ وَ الْحُجَّةِ

Musa bin Ja'far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali dan al-Hujjah

بْنِ الْحَسَنِ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ أَئِمَّةً، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ رَضِيْتُ بِهِمْ أَئِمَّةً، فَارْضَنِيْ لَهُمْ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ

bin Hasan sebagai imam-imam(ku). Aku ridha mereka sebagai para imam(ku), maka ridhailah aku demi mereka. Karena Engkau Maha Kuasa atas segala

قَدِيْر

sesuatu

No comments:

Post a Comment